Kekurangan Siswa, 10 SD Siap Digabung

EDUKASI

Penulis: Supriyani
SUKOHARJO | inspirasiline.com

DI tengah pandemi dan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Covid-19, kegiatan belajar-mengajar (KBM) di Kabupaten Sukoharjo masih dilaksanakan secara daring.

Kepala Bidang Pembinaan SD Budiyati mengatakan, seiring masih diberlakukannya KLB di Sukoharjo, KBM SD sementara masih menerapkan pembelajaran daring, sesuai dengan anjuran Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19.

“Pembelajaran tatap muka kami belum berani. Ya untuk sementara, selama masih KLB, anak-anak masuk sekolah secara bergiliran, mengambil tugas-tugas dari guru untuk dikerjakan di rumah, lantas besoknya dikumpulkan lagi,” jelas Budiyati di ruang kerjanya, Senin (21/9/2020).

Budiyati menambahkan, anak-anak ke sekolah tanpa berseragam dan tetap menjaga protokol kesehatan, mengurangi kerumunan, memakai masker, dan cuci tangan di tempat yang sudah disediakan di depan ruang kelas masing-masing.

Terkait penurunan jumlah siswa SD sepanjang tahun, Budiyati membenarkan bahwa saat ini di berbagai SD banyak kekurangan murid, terutama daerah-daerah pinggiran.

Penyebab Penurunan
Menurutnya, ada sejumlah faktor penyebab penurunan atau berkurangnya murid, antara lain keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) yang hanya membolehkan seorang ibu memunyai maksimal 2 anak. Bahkan hanya punya satu anak dirasa cukup.

“Selain itu juga karena anak dibawa orang tuanya merantau, sehingga saat ini di kampung jarang terlihat anak kecil usia PAUD/SD,” tuturnya.

Karena kondisi itulah, tahun 2020 ini, akan dilakukan penggabungan atau regrouping 10 SD yang sudah tidak memenuhi standar dalam pembelajaran, memiliki kurang dari 60 siswa, dan SD-SD tersebut terlalu berdekatan jaraknya.

“Ya memang regrouping itu dilematitis. Artinya, kalau tidak di-regroup, beban untuk operasional tidak bisa mencukupi. Di satu sisi, sekolah yang digabung, kadang malah bikin anak males sekolah lagi, karena jauh. Namun, regrouping menjadi alternatif terakhir yang harus diambil,” ungkap Budiyati.

Sepuluh SD yang harus digabung tersebar di 12 kecamatan, yaitu di Kecamatan Bulu (2), Weru (1), Nguter (1), Bendosari (2), Polokarto (1), Grogol (1), dan di Kecamatan Kartasura (2).

Mengenai SDM dan aset dari sekolah-sekolah yang digabung itu, Budiyati menerangkan bahwa untuk SDM guru otomatis ditempatkan ke sekolah yang digabungi.

“Jika di situ guru sudah cukup, maka ditempatkan di sekolah lain yang masih kekurangan guru. Untuk asetnya, kalau memungkinkan masih bisa digunakan di SD yang digabungi. Namun kalau sudah cukup, diserahkan ke pihak desa setempat, mau dimanfaatkan untuk apa terserah desa,” paparnya.***

Bagikan ke:

1 thought on “Kekurangan Siswa, 10 SD Siap Digabung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *