Penulis: Abiet Abariang
TEGAL | inspirasiline.com
UPACARA Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2020 Republik Indonesia digelar secara virtual oleh Presiden Joko Widodo di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, mulai 08.00. Presiden Jokowi menyampaikan arti penting Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia. Pancasila bukan sekadar ideologi bangsa, melainkan juga pedoman bagi bangsa untuk menghadapi berbagai tantangan, termasuk ujian di masa pandemi Covid-19 ini.
Bupati Tegal Umi Azizah dan sejumlah anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Tegal mengikuti upacara tersebut dari Gedung Dadali Cinema Center, Kamis (1/10/2020) pagi, dengan menerapkan protokol kesehatan. Tema peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2020 adalah “Indonesia Maju Berlandaskan Pancasila.”
Turut mengikuti upacara, Wakil Bupati Sabilillah Ardie dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak ada sambutan atau pidato dari Inspektur Upacara Hari Kesaktian Pancasila. Namun, Presiden Jokowi menyampaikan sambutan melalui akun resminya di platform media sosial Twitter.
“Tantangan dan ujian dalam berbagai bentuk pernah dihadapi bangsa ini, dari zaman kemerdekaan, masa pembangunan, era globalisasi, sampai pandemi Covid-19 saat ini. Semua tantangan itu kita lewati berkat kekuatan persatuan dan persaudaraan bangsa yang dipandu ideologi Pancasila,” kata Presiden melalui akun Twitter resmi miliknya.
Ditemui usai acara, Bupati Umi Azizah menyampaikan, nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila bukan saja wujud tekad bangsa Indonesia untuk bersatu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tapi juga panduan menuju kemajuan bangsa, termasuk dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini.
“Saat ini kita masih harus fokus bergotong royong, bersatu menghadapi pandemi Covid-19. Sehingga di sini, yang diperlukan adalah keteladanan, contoh dari para elit, dari para penyelenggara negara dan pemerintahan agar masyarakat kita patuh, mau bersatu dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Tidak malah terpecah, terpolarisasi akibat provokasi oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab yang menganggap Covid-19 itu tidak berbahaya,” tandas Umi.***