Penulis: Sukamto
Editor: Dwi NR
Hobi bercocok tanam membawa Santoso sukses menjadi juragan pembudidaya buah melon dan semangka. Tak hanya itu, dia ternyata juga tercatat sebagai guru di SMK Muhammadiyah 1 Baturetno. Seperti apa kisahnya?

TINGGAL di Desa Saradan, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, Santoso tak pernah menyangka, hobinya menanam melon dan semangka yang sudah dilakoni sejak 2008 silam, bakal berbuah kesuksesan.

Kini, Santoso berhasil membudidayakan buah melon di Dusun Sobo, Desa Saradan, di lahan seluas 5.000 meter persegi dengan dibantu 14 tenaga kerja. Ladang melon ini merupakan lahan sewa milik Edy, warga Dusun Munggung, Saradan.

Menyambangi ladang melon milik Santoso di Dusun Sobo, Saradan, inspirasiline.com mendapati pria paruh baya ini tengah sibuk membantu para pekerja mengairi tanaman melonnya.

Santoso menuturkan, awal tanam sampai masa panen melon membutuhkan waktu 3,5 bulan. Tanaman melon yang ada saat ini bakal dipanen pertengahan Oktober mendatang, dengan perkiraan panen mencapai 14-15 ton. Harga jual di tempat Rp 12.000 per kilogram.
Belakangan, untuk sementara waktu Santoso memilih tanam melon dan menangguhkan menanam semangka. Apa alasannya?
“Karena harga melon lebih tinggi, lebih diminati pembeli, dan tidak makan tempat. Sedangkan harga semangka saat ini jauh lebih murah dibanding harga melon,” ungkapnya.

Dari Jepang
Santoso mengaku, dia mendatangkan biji tanaman melon, pupuk, dan obat langsung dari negara Jepang melalui distributor Sakato, Solo.
Menurutnya, hama yang sering menyerang tanaman melon adalah jamur daun. “Untuk membasmi penyakit itu, saya gunakan obat Vestona, juga berasal dari Negara Sakura, ” ujarnya.
Pengamatan inspirasiline.com, sebatang tanaman melon hanya menghasilkan satu buah melon, dengan berat 2-3 kg.
Hasil panen melon dibeli tengkulak dari Kota Solo, selanjutnya dijual ke Jakarta, bahkan ada yang diekspor ke Malaysia dan Singapura.

Keberhasilan ini memicu Santoso mengembangkan budidaya buah melonnya di Desa Gambiranom dan sekitarnya.
Tentu selalu ada suka-duka dalam berusaha, termasuk budidaya melon. “Suka, jika panen berhasil sesuai harapan. Sedang dukanya, jika tanaman diserang hama dan cuaca buruk,” bebernya.
Dalam satu panenan dan nasib baik sedang berpihak, Santoso bisa meraup laba bersih sebesar Rp 35-40 juta.
Santoso berharap, tak hanya dirinya, buah melon bisa terus dibudidayakan oleh petani di wilayah Baturetno dan sekitarnya. “Biar kita tidak perlu membeli atau mendatangkan buah melon dan semangka dari daerah lain, apalagi sampai impor,” ungkapnya.

Seorang Pendidik
Tak banyak pula yang tahu, jika di balik kesuksesannya sebagai pembudidaya melon, Santoso ternyata adalah seorang pendidik alias guru di SMK Muhammadiyah 1 Baturetno. Sejak 2003, dia mengantongi sertifikasi dan mengajar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Ketika inspirasiline.com mengonfirmasi melalui telepon, Kepala SMK Muhammadiyah 1 Baturetno Joko Sidik membenarkan bahwa Santoso guru di sekolahnya. “Benar, Pak Santoso guru di SMK Muhammadiyah 1 Baturetno,” tegasnya.

Kesuksesan di pembudidayaan melon dan semangka tak lantas menjadikan Santoso abai pada profesi mulianya sebagai pendidik.
“Saya selalu atur waktu sebaik mungkin antara tugas pokok sebagai guru dan saat saya mesti berkonsentrasi mengurus melon dan semangka,” beber Santoso.***

Semoga sehat selalu Pak Guru
I have read so many posts on the topic of the blogger lovers except this paragraph
iss really a pleasant piece of writing, keep it up.
Have a look at my blog: Gwendolyn
Hmm it seems like youhr site ate my first comment (it was extremely long) so I guess I’ll
just sum it up what I submitted and say, I’mthoroughly enjoying your blog.
I too am an aspiring blog blogger but I’m still new to the whole thing.
Do you have any points for novice blog writers?
I’d certainly apppreciate it.
My homepage … post9078
Spot on with this write-up, I ttruly believe this website needs
a great deal morre attention. I’ll probably be returning to read more, thanks for the info!
Also visit my blog … shqiperia.Altervista.Org