Penulis: Budhy HP | Editor: Dwi NR
TEMANGGUNG | inspirasiline.com
Menteri Sosial Juliari Batubara mengapresiasi karya para disabilitas intelektual penerima manfaat di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini di Kabupaten Temanggung, yang dihasilkan dari kesungguhan para pegawai dalam membimbing mereka.
HAL itu disampaikan Mensos melalui Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos RI Harry Hikmat saat berkunjung ke Kabupaten Temanggung, Selasa (3/11/2020).
Kunjungan dimaksud untuk melihat langsung bagaimana pelaksanaan rehabilitasi sosial yang dilakukan BBRSPDI Kartini.
Ketika melihat langsung hasil karya para penyandang disabilitas intelektual yang dipajang di ruang pameran, Mensos memberikan apresiasi dan bahkan langsung membeli sejumlah kain batik ciprat.
Para instruktur memberikan penjelasan bagaimana bisa menjadikan disabilitas intelektual mampu membuat karya. Ternyata ada kunci suksesnya, yaitu Ajar-Latih-Ulangi (ALU).
Artinya, setiap yang diajarkan harus dilakukan berulang-ulang agar pemahamannya semakin kuat dan teringat bagaimana cara membuat sesuatu karya.
SWP
Atas apresiasi tersebut, Mensos mengajak masyarakat untuk mewujudkan kepeduliannya, melalui wadah kegiatan yang disebut Shelter Workshop Peduli (SWP), yang saat ini sudah berkembang di 23 kabupaten di Jateng.
“Kepala balai dan seluruh jajaran di luar Jawa Tengah, kami harapkan juga ikut mengembangkan model SWP agar secara nasional SWP ada di seluruh Indonesia dan di dunia internasional, dinilai menjadi sebuah keberhasilan Indonesia dalam memberdayakan penyandang disabilitas intelektual,” kata Harry Hikmat.
Lebih lanjut dikatakan, perlu dibangun jejaring terkait karya penerima manfaat itu dengan dunia usaha. Sebab, karya mereka berupa batik ciprat sepertinya model pembinaannya bisa digunakan untuk replikasi cara membuat kerajinan lainnya.
Misalnya membuat kemeja, jaket, dan aksesoris lainnya.
Seperti disampaikan Hanung, instruktur BBRSPDI, para penerima manfaat sudah bisa membuat tas dari kain, dompet, taplak meja, dan hiasan lainnya.
Caranya cukup membuatkan pola dari kertas, model barang yang akan digarap, kemudian disediakan bahannya dan mereka langsung bisa membuatnya dengan meniru pola tersebut.
“Setelah dibuatkan pola dari kertas, mereka langsung didampingi untuk proses pekerjaan selanjutnya, misal memotong kain, menjahit, memberi hiasan. Yang penting kita terus lakukan ajar, latih dan ulangi,” jelas Hanung.***
Wow, amazing blog layout! How long have you ever been blogging for?
you make blogging glance easy. The full look of your
web site is fantastic, as neatly as the content material!
You can see similar here e-commerce