Bonsai Seharga Rp 300 Jutaan Ikuti Pameran Bonsai Lokalan

INSPIRASIANA

Penulis: Sugimin | Editor: Dwi NR
SRAGEN | inspirasiline.com

“Lha warga masyarakat di Kabupaten Sragen, khususnya Desa Gentanbanaran kalau gemar membonsai pohon, pendapatannya cukup tinggi, otomatis hidupnya sejahtera,” kata Ketua PPBI Sragen Parsono. 

UNTUK lebih memperkenalkan jenis pohon sebagai pemandangan indah lingkungan tempat tinggal, Paguyuban Bonsai Sragen Kulon (PBSK) menggelar Pameran dan Kontes Bonsai Tingkat Lokalan di Dukuh Driyan RT 04, Desa Banaran, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen.

Pameran dan Kontes Bonsai Tingkat Lokalan yang bakal berlangsung hingga Rabu (11/11/2020) ini dibuka dan ditandai dengan pengguntingan pita olah Camat Plupuh Sumarno, Sabtu (7/11/2020).

CAMAT Plupuh Sumarno melakukan pengguntingan pita tanda pembukaan Pameran dan Kontes Bonsai Lokalan.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Paguyuban Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Sragen Parsono, Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspimcam) Plupuh, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sragen dari Fraksi PDI Perjuangan Sutimin (Keling), Kepala Desa Gentanbaran Sugito, dan penggemar bonsai se-Bumi Sukowati.

345 Peserta
Ketua Panitia Sutarto menjelaskan, Pameran dan Kontes Bonsai Lokalan yang pertama di masa pandemi Covid-19 ini diikuti 345 peserta dari berbagai daerah, termasuk dari Muara Enim, Kalimantan.

Dikatakan, pameran menghadirkan bonsai Kelas Jadi 82 pohon dan Kelas Prospek 262 pohon.

Untuk Katagori Best in Show, satu pohon Kimen milik Wandi dari Boyolali, Katagori Baik Sekali 140 pohon, dan Katagori Baik 200 pohon.

KETUA Paguyuban Penggemar Bonsasi Indonesia (PPBI) Sragen Parsono.

Adapun yang masuk 10 besar, masing-masing (1) Bonsai Pohon Kimen milik Wandi dari Boyolali; (2) Bonsai Pohon Serut (Bonie, Grobogan); (3) Bonsai Pohon Anting Putri (Chagia, Kudus); (4) Bonsai Hokuantea (Sudarwanto, Kabupaten Semarang; dan (5) Bonsai Pohon Kulmus milik BS Oleng-oleng dari Dukuh Ngamban, Desa Gawan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen.

Selanjutnya, (6) Bonsai Pohon Sancan (Iwan, Boyolali); (7) Bonsai Pohon Serut (Suyono Wijaya, Sragen); (8) Bonsai Pohon Kimen (Makri, Muara Enim-Kalimantan); (9) Bonsai Pohon Santigi (Ahmad Sata, Kudus); dan (10) Bonsai Pohon Serut milik Hari dari Klaten.

Showroom
Ketua PPBI Sragen Parsono ditemui inspirasiline.com seusai peninjauan dan foto bersama dengan Pengurus dan Anggota PPBI meminta Pemerintah Desa (Pemdes) Gentanbanaran membuat semacam pendidikan dan latihan (diklat) pengembangan bonsai serta showroom, untuk meningkatkan kreativitas dan pendapatan masyarakat.

TARI Merak oleh siswi SD Negeri Gentanbanaran 2, asuhan Nita memeriahkan pembukaan Pameran dan Kontes Bonsai Lokalan.

“Peningkatan bonsai ini sangat pesat dan harganya cukup mahal. Contoh Bonsai Pohon Kimen milik Wandi dari Boyolali itu, harganya mencapai tiga ratusan juta rupiah. Lha warga masyarakat di Kabupaten Sragen, khususnya Desa Gentanbanaran kalau gemar membonsai pohon, pendapatannya cukup tinggi, otomatis hidupnya sejahtera,” ujar mantan Kepala Dinas Arsip Daerah Sragen itu semangat.

Pembukaan Pameran dan Kontes Bonsai Lokalan dimeriahkan dengan Tari Merak oleh siswi SD Negeri Gentanbanaran 2, asuhan Nita.***

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *