Penulis: Abiet Sabariang | Editor: Dwi NR
PEMALANG | inspirasiline.com
Di tengah perbukitan dan hamparan sawah serta perkebunan itu, terdapat Lesehan X-Rambut, rumah makan yang berkonsep khas tradisional njawani. Tempatnya nyaman, cocok untuk bersantai dan ajang refreshing.

KETIKA melakukan perjalanan dari Pertigaan Randudongkal, Kabupaten Pemalang yang mengarah ke wilayah Kecamatan Jatinegara, Anda akan menjumpai perbukitan yang di bawahnya hamparan sawah yang membentang di atas Kali Rambut, yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Tegal.
Di tengah perbukitan dan hamparan sawah serta perkebunan itu, terdapat Lesehan X-Rambut, rumah makan yang berkonsep khas tradisional njawani. Tempatnya nyaman, cocok untuk bersantai dan ajang refreshing.


Di Lesehan X-Rambut, pengunjung bisa bersantai melepas kepenatan sambil menikmati olahan berbagai jenis ikan segar khas Lesehan X-Rambut.
Gazebo-gazebo atau tempat lesehan terbuka di sini, dirancang dengan gaya klasik, supaya pengunjung merasa nyaman dan mbetahi bagi siapa saja.

Tak hanya menyediakan spot-spot untuk berfoto, Lesehan X-Rambut yang dikelola Mas Koko ini juga menyediakan kolam pemancingan bagi yang suka mancing. Cukup dengan Rp 20 ribu, pengunjung bisa mendapatkan ikan nila seberat 1 kg hasil pancingannya.
“Nah, silakan mancing saemohe,” ujar Koko.
Kolam pemancingan yang sebenarnya hanya sebagai penunjang warung makan ini, ternyata menjadi daya tarik tersendiri. Tak heran, banyak warga yang datang untuk memancing.

Dibuka sejak 2015 hingga sekarang, Lesehan X-Rambut telah menjadi tempat tujuan bagi mereka yang ingin rileks bersama keluarga. Bahkan, hampir tiap bulan banyak kantor, instansi, organisasi, atau komunitas-komunitas reuni yang menggunkan Lesehan X-Rambut sebagai tempat pertemuan.
Mereka mengaku senang di tempat ini. Di samping pemandangan sekitar yang masih asli dan asri, Lesehan X-Rambut juga menawarkan fasilitas lengkap, termasuk free wifi dan karaoke dengan layar monitor LCD.
Khusus di hari Minggu, Lesehan X-Rambut menyajikan live music.
Takaran Diperhitungkan
Mengelola usaha kuliner di masa pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi Koko. Setidaknya, dia harus selaluj meningkatkan kualitas pelayanan dan mencari inovasi resep masakan yang tidak dimiliki rumah makan lain.

“Kenapa selama ini konsumen kami tetap menjadikan Lesehan X-Rambut jadi pilihan? Karena lidah mereka sudah cocok dengan ramuan masakan kami, yang segala takarannya sudah kami perhitungkan,” kata bapak dua anak ini.
Jenis masakan yang menjadi favorit di Lesehan X-Rambut adalah sop ikan gurameh, sop ikan patin, dan menu terbaru masakan ikan gurameh taucho.
“Jadi warung kami menyediakan berbagai jenis masakan ikan, baik digoreng, bakar, atau rasa apa saja sesuai pesanan,” ungkap alumus SPG Pemalang, 1988 ini.

Koko mengaku, penguasaan mengolah hasil laut diwariskan orangtuanya yang konon pintar masak ikan.
Warisan keterampilan mengolah ikan dari orangtua itu, lalu dikembangkan Koko dengan membuka warung lesehan di daerah Moga, Pemalang. Di samping kesibukannya membuka bengkel otomotif.
Seiring waktu berjalan, Koko berhasil membeli sebidang tanah perbukitan. Di lahan barunya ini, usaha warung Koko dipindahkan.
“Menjual” Alam Desa
Sejak 2014, Koko memutuskan membuka usaha warung makan dengan konsep lesehan, dengan “menjual ” alam perdesaan yang masih asri.
Tak semudah membalikkan telapak tangan. Berbagai tantangan dilaluinya, sebelum Koko meraih keberhasilan seperti sekarang.

Apalagi, dia merasa nyaman usaha warung lesehan. Karena dia tidak merasa diatur, sebagaimana jika menjadi pegawai atau karyawan.
“Kalau ingin jadi bos, harus pintar dan kreatif. Jangan putus asa dan harus berani mencoba,” jelas Koko.
Koko mengungkapkan, sebelum mendapatkan resep masakan khasnya seperti saat ini, awalnya dia sengaja menjelajah ke warung-warung seafood.

Semua yang pernah dicicipinya, rasanya hampir sama. Karena itu, dia akhirnya memadukan dengan konsep atau resepnya sendiri. Sampai akhirnya jadilah masakan ikan yang sangat mengejutkan bagi pecinta kuliner.
“Artinya, ing ngatase lesehan yang dikepung sawah dan bukit ada masakan seafood yang cirarasanya lain dari yang lain,” beber Koko, bangga.
Bukan hanya aneka olahan ikan, Lesehan X-Rambut juga menyajikan jenis masakan ayam.

Lebih dari itu, demi menciptakan kebersamaan, para karyawan Lesehan X-Rambut berseragam. Mereka juga tidak dibeda-bedakan dalam jenis pekerjaan. Apapun, semua harus bisa.
“Jadi harapannya, setelah mereka keluar dari warung lesehan ini, mereka sudah menguasai konsep bisnis makanan ini,” cetus Koko.
Jika pembaca penasaran, silakan kunjungi rumah makan Lesehan X-Rambut di Desa Warungpring, yang punya motto “Ngobati Jenuh” ini.***
http://azithromycinca.com/# doxycycline 100mg dogs
doxycycline pharmacy online