Grupdus, Inovasi Model Pembelajaran SD Negeri Bulu

INOVASI

Penulis: Budhy HP | Editor: Dwi NR
TEMANGGUNG | inspirasiline.com

Inovasi yang sederhana ini dinlai lebih praktis. Selain itu juga lebih aman dilaksanakan, karena siswa tidak datang ke sekolah, tidak melakukan kontak dengan guru maupun teman lainnya.
SD Negeri Bulu menerapkan inovasi model pembelajaran Grupdus, karena kondisi wilayah zona merah Covid-19.

SEBUAH langkah untuk mendukung pembelajaran di SD Negeri Bulu, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung diinisiasi sebagai bentuk inovasi di saat pandemi Covid-19. Inovasi ini disebut “Grupdus” yang artinya Grup Dusun yang memiliki tugas mengambil dan membagikan tugas sekolah kepada siswa yang tinggal di satu dusun.

Upaya pembelajaran secara daring di saat pandemi Covid-19, sebelum ada Grupdus, adalah memberi tugas kepada para orangtua siswa untuk mengambil tugas siswa ke sekolah dan mengirimkan hasil pekerjaan anaknya ke sekolah.

TUGAS siswa sudah dikemas per kantong Grupdus oleh guru kelas masing-masing, sebelum diambil oleh koordinator Grupdus.

Cara tersebut banyak mengalami kendala. Selain adanya kontak tatap muka antara guru dengan orangtua siswa, juga ketidakteraturan waktu pengiriman hasil pengerjaan tugas.

Kendala berikutnya adalah status zonasi pandemi Covid-19, untuk Parakan, cenderung meningkat menjadi merah. Maka kemudian digagas model pembelajarannya menjadi Grupdus.

GURU kelas melakukan koreksi hasil pengerjaan tugas siswa dan memberi tugas berikutnya.

Kepala SD Negeri Bulu Samiyati mengatakan, dengan cara Grupdus ini, siswa maupun orangtua tidak ada kontak dengan guru dan tetap tinggal di rumah.

“Di sekolah sudah disediakan kotak-kotak sesuai dengan nama dusun masing-masing. Tugas akan diambil dua kali dalam seminggu oleh Grupdus di kotak tersebut. Di tingkat dusun masing masing, tugas dibagikan kepada siswa dan hasil pekerjaan siswa dikirim ke sekolah, dimasukkan ke kotaknya lagi,” jelas Samiyati.

GURU SD Negeri Bulu melakukan rekap nilai hasil pengerjaan tugas siswa yang dikirim oleh koordinator Grupdus.

Inovasi yang sederhana ini dinlai lebih praktis. Selain itu juga lebih aman dilaksanakan, karena siswa tidak datang ke sekolah, tidak melakukan kontak dengan guru maupun teman lainnya.

Siswa SD Negeri Bulu berasal dari beberapa dusun terdekat sekolah di wilayah Kecamatan Bulu. Masing-masing dusun dibentuk koordinator wali murid yang bertugas mengambil tugas ke sekolah dan membagikannya kepada siswa di dusunnya masing-masing.

KOTA tugas disiapkan dari keranjang plastik, untuk menampung hasil pengerjaan tugas siswa yang dilakukan koordinator Grupdus.

Setelah selesai dikerjakan, siswa mengirim tugasnya ke koordinator dusun, baru kemudian secara kolektif Grupdus mengirim ke guru kelas masing-masing dan langsung dimasukkan ke dalam kotaknya di sekolah.

Kendala yang umumnya terjadi hanya masalah waktu pengumpulan terlambat dari yang ditentukan guru. Hal ini terjadi karena terkadang siswa belum selesai mengerjakan tugas, sehingga Grupdus harus menunggu terlebih dulu.

Sedangkan bagi guru kelas, Grupdus merupakan solusi pilihan, karena model daring juga terkendala sinyal internet yang tidak stabil serta tidak semua siswa memiliki smartphone.***

Bagikan ke:

6 thoughts on “Grupdus, Inovasi Model Pembelajaran SD Negeri Bulu

  1. Thank you for sharing excellent informations. Your website is very cool. I’m impressed by the details that you’ve on this website. It reveals how nicely you perceive this subject. Bookmarked this website page, will come back for more articles. You, my pal, ROCK! I found just the info I already searched all over the place and just could not come across. What an ideal website.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *