Pengelolaan Sampah yang Tepat Harus Dibudayakan

NEWS

Dr.Ir.H.Alwin Basri,MM,MIKom, Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah

Semarang-Inspirasiline.com. Umat manusia dan mahluk hidup yang ada di bumi ini membutuhkan lingkungan yang sehat untuk kelangsungan hidup bukan hanya hari ini saja, tetapi juga untuk kelangsungan hidup anak cucuk kita dimasa yang akan datang. Untuk itu kita semua memiliki tanggung jawab merawat lingkungan agar lingkungan bisa memberikan manfaat  bagi hidup kita.  Dengan lingkungan yang terawat, anak cucu kita juga akan dapat menikmati  lingkungan yang sehat, sehingga kesehatan dan kesinambungan hidupnya  terjamin.

Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah Dr.Ir.H.Alwin Basri,MM,MIKom berpendapat ada beberapa  permasalahan penting dalam pembangunan Lingkungan Hidup di Jawa Tengah. Pertama,  pencemaran air di sungai Bengawan Solo dan beberapa aliran DAS lainya. Serta pencemaran limbah domestik dan limbah industri kecil/menengah/besar yang cenderung tidak mau mengolah air limbahnya. Kedua,  Akibat penambahan penduduk dan rendahnya pengelolaan sampah, sehingga meningkatkan jumlah timbulan sampah yang berakibat semua TPA overload. Ketiga, Tata guna lahan, salah satunya peningkatan alih fungsi lahan akibat pembangunan jalan tol dan proyek strategis nasional.  Keempat, Fenomena alam dampak perubahan iklim yang semakin sering terjadi seperti cuaca ekstrim, banjir, kekeringan dan defisit air bersih. Kelima, Kualitas udara efek polusi udara yang terus menerus meningkat, baik dari emisi karbon maupun akibat dari emisi industri. Keenam, Tingginya bencana yang berdampak melambatnya pembangunan lingkungan hidup.

Dikatakan Alwin, kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di Jawa Tengah  harus diarahkan pada pembangunan kolaborasi yang berkelanjutan, dengan beberapa langkah.  Pertama, Pengelolaan lingkungan hidup, harus secara kolaborasi.  Dengan semangat perda PPLH yang baru, menghimpun pemantauan pengelolaan kualitas lingkungan hidup berdasarkan media air, udara dan tanah. Diharapkan dapat diimplementasikan secara komprehensif. Kedua, Perlunya pengendalian dan perlindungan Kualitas dan kuantitas sumberdaya alam termasuk keanekaragaman hayati, sesuai pelestarian lingkungan yang diukur PBB. Ketiga,  Membangun Kualitas penduduk dan sosial ekonomi yang sadar lingkungan hidup, sehingga isu pengelolaan lingkungan hidup harus melibatkan pentahelix. Keempat, Pengendalian permasalahan bencana, harus sesuai konsep pelestarian lingkungan.

Terkait pengelolaan sampah, Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini mengatakan peningkatan jumlah penduduk di Jawa Tengah pada 2021 mencapai 36.742.501 jiwa, sehingga menghasilkan sampah untuk Rumah tangga 103.000 ton, Niaga, 68.000 ton, Pasar 41.000 ton, fasilitas public 19.000 Ton, Kawasan 13.000 ton dan lainya 10.000 Ton. Berdasarkan data SIPSN timbunan sampah di Jawa Tengah berkisar 14.312.070 kg/hari.  Menurutnya untuk pengendalianya ada beberapa langkah yang perlu dilakukan.  Antara lain :   Perlu menyusun regulasi yang dapat menekan pengelolaan sampah, Perlu membuat program pemerintah berbasis lingkungan dengan memberikan penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah. Selain itu perlu dorongan semua elemen untuk membuat inovasi pengelolaan sampah, misalnya dengan mengadakan lomba Inovasi Pengelolaan Sampah.

Mengenai pengelolaan jenis sampah dari hulu hingga hilir, Alwin berpendapat kondisi pengelolaan sampah di Jawa Tengah, berdasar data KLHK tahun 2021 sebesar 57,87% sampah yang dikelola, naik dari tahun 2020 sebesar 52,33%, namun turun dari tahun 2019 sebesar 68,58%. Sehingga  ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pengelolaan sampah.  Pertama, Sampah Rumah Tangga perlu dibentuk bank sampah dan pengelolaan sampah berbasis rumah tangga. Serta program sadar mengelola sampah. Kedua, Untuk Niaga perlu dilakukan pengelolaan sampah berbasis indutri, dimana pengelolaan sampah dijadikan salah satu persyaratan perijinan dalam pembangunan perniagaan. Ketiga, pengelolaan sampah di pasar berbasis pasar membentuk TPA yang mengelola sampah. Keempat, Untuk fasilitas publik, kawasan dan lainya perlu pengelolaan sampah berbasis kewilayaan sektor.

Terkait Desa mandiri, dikatakan Alwin merupakan salah satu program di Provinsi Jawa Tengah dalam pengelolaan sampah, sehingga perlu ada dukunagn dari semua elemen. Menurutnya yang perlu dilakukan adalah evaluasi program desa mandiri, perlu dilihat efektifitas capaian program berjalan atau tidak.

Tentang program Merdeka Sampah di beberapa provinsi, menurut Alwin sangat bagus, namun setiap daerah perlu ada pendekatan berbasis kearifan lokal dalam pengelolaan sampahnya. Sehingga daya dorong dan sentuhan kepada masyarakatnya dapat berjalan optimal. Selain itu penguatan sarana prasarana dan dorongan dari semua elemen sangat di butuhkan.

Dikatakan  dalam upaya mewujdkan daerah merdeka sampah, maka Pemerintah Daerah perlu melakukan empat hal.  Pertama, Menempatkan permasalahan sampah menajdi Indikator Utama dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, karena di Jawa Tengah sampah yang dikelola baru sebesar 57,87%. Kedua,Menyusun regulasi dan kebijakan khusunya pada sector industry yang pro terhadap pengelolaan sampah. Mengingat  penimbun sampah terbesar kedua di Jawa Tengah adalah perniagaan. Ketiga, Perlu ada program berbasis muatan local untuk memberikan kesadaran terhadap  masyarakat. Keempat, perlunya dukungan anggaran terhadap pengelolaan sampah.

Alwin berharap Pemerintah perlu lebih serius dalam pengelolaan sampah, dengan melakukan inovasi. Kepada  masyarakat diharapkan harus ditingkatkan kesadaran terhadap pengelolaan sampah. (Laras)

Bagikan ke:

1 thought on “Pengelolaan Sampah yang Tepat Harus Dibudayakan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *