Penulis: Sugimin
SRAGEN | inspirasiline.com
SEBAGIAN orangtua siswa sekolah dasar (SD) di Kabupaten Sragen waswas jelang pemberlakuan pembelajaran tatap muka, 31 Agustus 2020 mendatang. Namun kecemasan itu tidak berlaku bagi orangtua siswa SD Negeri Dari 1 Plupuh, Sragen.
“Seratus persen orangtua siswa SDN Dari 1 setuju dan tanda tangan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah. Alasannya, anak-anak kalau di rumah malah main terus tidak mau belajar,” ujar Suharti, guru Kelas VI SDN Dari 1 kepada inspirasilne.com di sekolah, Senin (24/8) pagi. “Ibu Kepala Sekolah (Sri Nuryani) sedang keluar. Jumat (21/8) lalu, orangtua sudah dikumpulkan dan diberi pengertian tentang belajar tatap muka yang akan dimulai 31 Agustus nanti. Orangtua siswa menyadari dan mengizinkan anaknya ikut belajar tatap muka di sekolah. Alasannya seperti saya kemukakan tadi,” imbuhnya.


Koordinator Wilayah Pendidikan Kecamatan (Korwildikcam) Plupuh Senen mengatakan, hanya sebagian kecil orangtua siswa yang tidak setuju anaknya belajar tatap muka di sekolah. “Mereka mungkin belum paham betul, tapi kami tidak memaksa. Toh yang tidak setuju nanti tetap belajar daring,” tuturnya kepada inspirasiline.com di ruang kerjanya, Senin (24/8) sambil menyodorkan data 30 SD negeri-swasta yang ada di Kecamatan Plupuh.

Data yang masuk di Korwildik Kecamatan Plupuh hanya 23 orangtua siswa yang tidak setuju anaknya belajar tatap muka di sekolah.
“Siswa-siswi keseluruhan dari 30 SD negeri-swasta 2.715, orangtua siswa yang setuju anaknya belajar tatap muka di sekolah 2.692 orang,” bebernya.
Dari pantauan di beberapa SD negeri yang ada di Kecamatan Plupuh sudah memenuhi standard operatinal procedure (SOP) untuk pembelajaran tatap muka, sesuai protokol kesehatan dan menyiapkan fasilitas pendukung.
Fasilitas pendukung dimaksud, menurut Senen, misalnya bagaimana cara masuk, mengatur antrean, pendampingan saat pembelajaran, sampai mengatur waktu pulang. Semua juga hsrus menyiapkan tempat cuci tangan pakai sabun, cadangan masker, penataan tempat duduk, dan alat pengukur suhu badan (thermo gun).
“Pembelajaran tatap muka untuk SD dibatasi 14 anak per kelas. Setiap hari ruang kelas dipel dua kali, siswa pakai masker, jaga jarak, serta pengaturan saat pulang dan penjemputan,” terangnya.***