Blora Catat 35 Kasus Klaster Keluarga, Total 444 Kasus Covid-19

NEWS

Penulis: Yokanan
BLORA | inspirasiline.com

KASUS Covid-19 di Kabupaten Blora, Jawa Tengah menunjukkan tren yang terus meningkat. Terdata di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 setempat, Kamis (1/10/2020), tercatat sebanyak 444 kasus atau bertambah 10 kasus dalam empat hari terakhir.

Dari 444 warga Blora yang terpapar virus Corona, empat orang masih dirawat di rumah sakit, 48 orang menjalani isolasi mandiri di rumah, dan 365 orang (bertambah satu orang empat hari sebelumnya) dinyatakan sembuh.

“Adapun warga Blora yang meninggal terpapar Covid-19 berdasar swab-lab totalnya 27 orang,” terang Asisten Administrasi Umum Sekda Blora Henny Indriyanti, Kamis (1/10/2020).

Henny menambahkan, sejauh ini telah dilakukan pemeriksaan 3.447 swab-lab (bertambah 141 swab test), dan akan terus dilakukan pemeriksaan hari-hari ke depan.

Menurut Henny, Posko GTPP Covid-19 Kabupaten Blora mengategorikan terdapat delapan dari 16 kecamatan di Blora dalam zona oranye atau risiko sedang persebaran Covid-19. Sedangkan delapan kecamatan lainnya, berdasar hasil monitoring Posko GTPP Covid-19, kini masuk dalam zona kuning atau risiko rendah dari persebaran Covid-19.

Kecamatan dengan zona oranye, yakni Kunduran, Jati, Randublatung, Kradenan, Cepu, Bogorejo, Kota Blora, dan Tunjungan. Zona kuning, Kecamatan Todanan, Japah, Ngawen, Banjarejo, Jepon, Kedungtuban, Sambong, dan Jiken.

Klaster Keluarga
Data terbaru yang masuk ke Posko GTPP, klaster keluarga juga menampakkan tren terus meningkat. Setelah klaster Jalan Pemuda, Kota Blora, muncul klaster-klaster baru persebaran Covid-19 di kabupaten paling timur di Jateng ini.

“Disebut klaster keluarga, karena persebaran virus Corona terjadi di lingkungan keluarga,” jelas Henny, yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Blora.

Henny menjelaskan, klaster keluarga muncul sejak Juni 2020 lalu. Sejauh ini sudah  ada 35 kasus klaster keluarga. Jika masyarakat tidak waspada dan tidak patuh protokol kesehatan, tentu jumlahnya bisa terus naik.

Semisal ada salah satu keluarga yang membawa virus ke rumah, entah itu ibu, bapak, anak, atau keluarganya dalam satu atap yang kemudian masuk ke rumah, lantas di rumah itu menularkan virus kepada keluarganya.

“Klaster keluarga itu menyebar di hampir seluruh kecamatan. Rata-rata keluarga yang tertular bisa mencapai sembilan sampai 13 orang,” terangnya.

Data terbanyak antarkecamatan, di Kecamatan Kota Blora, disusul Todanan, Menden, Jati, Jiken, dan Ngawen. Bahkan ada yang berawal dari petugas Puskesmas Ngroto, Kecamatan Cepu, menular ke keluarganya.

“Paling banyak klaster keluarga di Desa Ngumbul, Kecamatan Todanan, terdapat 13 keluarga. Di Jati, sembilan kasus, ada anaknya, mantu, cucunya,” beber Henny.

Ada kabar melegakan, karena sejumlah pasien dari klaster keluarga sudah dinyatakan sembuh, namun juga masih ada yang melakukan isolasi mandiri di rumah. Seperti di Kecamatan Jati, klaster keluarga sudah sembuh semua.

Untuk mencegah klaster keluarga tersebut, pihaknya mengajak seluruh masyarakat tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan (prokes) dengan memperhatikan VDJ, yakni ventilasi, durasi, dan jarak.

“Arti sederhananya, saat di rumah buka jendala dan pintu agar udara segar bisa bersirkulasi, sediakan kamar terpisah untuk keluarga yang kerap bekerja keluar rumah, dan berpisah dengan yang rentan (lansia dan balita),” terang Henny. “Tetap pakai masker, jaga jarak, dan buka jendela lebar-lebar agar udara tidak pengap. Cuci tangan pakai sabun dalam berbagai kesempatan agar kita terhindar dari virus Corona,” pesannya.***

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *