Suharso Monoarfa: Museum Purbakala Sangiran Harus Lebih Mendunia

INOVASI

Penulis: Sugimin
Editor: Dwi NR

Perlu ada inovasi baru di Museum Purbakala Sangiran yang bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pengunjung, terutama kalangan pelajar.

MENTERI Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa melakukan kunjungan kerja ke Museum Purbakala Sangiran, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Rabu (14/10/2020).

Kunjungan kerja Suharso Monoarfa bersama Gugus Tugas Kementerian PPN/Bappenas untuk Percepatan Penanganan Covid-19 ini untuk Peninjauan Kesiapan Pemulihan Ekonomi dan Sosial dan Persiapan Transformasi Ekonomi Jawa Tengah-Yogyakarta sebagai Destinasi Pariwisata Prioritas.

Suharso Monoarfa menekankan pentingnya Rencana Induk Pengembangan Kawasan Situs Sangiran agar masyarakat mudah memperoleh informasi mengenai Situs Sangiran sebagai salah satu warisan dunia yang memiliki banyak ilmu pengetahuan di dalamnya.

Teater Purbakala
Suharso Monoarfa memberikan beberapa pandangan seputar penanganan Situs Sangiran.

“Saya membayangkan jika di sini ada teater, seperti teater kelas dunia, meskipun di teaternya nanti nggak banyak orang dan menampilkan bentuk-bentuk manusia purbakala,” harap Monoarfa. “Saya benar-benar berharap Situs Sangiran bisa lebih mendunia,” imbuhnya.

Termasuk keinginan adanya inovasi baru yang bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pengunjung, terutama kalangan pelajar.

Tak lupa dia mengingatkan kepada pengelola Situs Sangiran agar lebih meningkatkan keamanan, agar tidak terjadi lagi kasus pencurian kolekssi benda bersejarah.

“Situs ini memiliki kekayaan yang tak ternilai. Kalau di tempat lain bisa dicuri, benda purbakala ini kalau dijual mahalnya luar biasa. Dulu pernah ada peristiwa arca yang dicuri, maka saya kira penting dari segi keamanan untuk lebih diperhatikan,” ujarnya.

Akses Pengunjung
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa berharap, agar pengunjung yang hendak ke Situs Sangiran dapat dengan mudah mengakses lokasinya.

Sejauh ini, berbagai pengembangan telah dilakukan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, terbagi dalam beberapa klaster.

Klaster pertama di Krikilan, menyelesaikan museum sebagai sentra informasi pada 2011. Pengembangan kedua menyasar Museum Klaster Dayu, yang telah selesai dibangun pada 2012 silam.

Berikutnya Klaster Bukuran. Museum Manyarejo dijadikan sebagai museum pendukung Klaster Bukuran, yang telah selesai pembangunannya pada 2013. Pada 2014, dilanjutkan pembangunan Klaster Ngebung yang juga telah tuntas dibangun.***

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *