Penulis: Sukamto
WONOGIRI | inspirasiline.com
Berkat ketekunannya, budidaya jamur tiram yang diusahakannya sejak 2008 silam berhasil dan terus berkembang. Seolah tertantang, pada 2015, pria ini melebarkan sayap usahanya dengan membudidayakan jamur kuping.
NAMA lengkapnya Eko Pujianto. Sehari-hari, warga Desa Batu Kidul, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri ini biasa disapa Eko.
Sejak 2008, dia membuka usaha budidaya jamur tiram. Berkat ketekunannya, usaha Eko berhasil. Keberhasilan ini memicunya untuk menambah usaha budidaya jamur kuping, pada 2015.
Dalam menjalankan usahanya, Eko dibantu sang istri, Elvina dan Tukiman (ayah), Heru (paman), serta enam karyawan.
Kecuali menjual jamur tiram dan kuping, Eko juga menjual bibit kedua jenis jamur tersebut. “Satu plastik atau media bibit jamur siap tanam harga Rp 2.000,” ujarnya.
Kebanyakan petani jamur berasal dari Pacitan, Donorojo, Giriwoyo, Karangtengah, dan Baturetno.
Tempat usaha budidaya jamur tiram dan kuping milik Eko menggunakan gudang atau rumah khusus. Menurut pengamatan inspirasiline.com, gudang tersebut dibagi menjadi beberapa bagian, dengan fungsi berbeda, meliputi tempat penggilingan merang (bahan pesemaian jamur), ruang mesin pemanas bibit jamur (ngepan), ruang pendingin, ruang penumpukan bibit jamur, tempat pengeringan atau pejemuran jamur, dan tempat pengepakan jamur siap kirim atau jual.
Heru, paman Eko menjelaskan, mulai pembibitan sampai panen membutuhkan waktu berbeda. Jamur tiram membutuhkan waktu kurang lebih 1 bulan, sedang jamur kuping membutuhkan waktu 2 bulan.
Cara menangani jamur tiram dan kuping pun juga berbeda. Jamur tiram tidak dijemur (selalu basah) atau bersifat jangka pendek, hanya beberapa hari. Sedangkan jamur kuping perlu dikeringkan dengan cara dijemur. Jamur kuping bertahan lama, tidak mudah busuk.
Kedua jamur tersebut biasanya digunakan sebagai bahan sayur atau bahan sup.
Pengepul
Selain dari hasil panen sendiri, Eko juga menjadi pengepul atau membeli jamur kuping dari petani. Kebanyakan petani membeli bibit kepada Eko, setelah panen, jamur kuping hasil panen dijual kembali ke Eko.
“Jamur kuping yang sudah kering kami pilah menurut kelasnya. Kemudian kami masukkan dalam plastik packing siap kirim. Para pemesan berasal dari Solo, Jogja, Malang, Jakarta, dan Batam,” ungkap Eko.
Harga di tempat, jamur tiram Rp 12.000 dan jamur kuping rata-rata Rp 50.000 per kilogram.
Menggunakan kargo, Eko bisa mengirim sebanyak 8.000 media jamur kuping kepada para pemesan. Setiap media beratnya 1,3 kilogram.
Lantas, berapa keuntungan dari usaha budidaya jamur? Tak hanya enggan menjelaskan, Eko juga tak mau difoto. Dia hanya memberikan senyuman.***
Some really tremendous work on behalf of the owner of this site, dead outstanding articles.