Penulis: Sugimin
SRAGEN | inspirasiline.com
SEORANG karyawan pabrik asal Gabusan, Tanon, Sragen dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Karyawan ini tertular tetangganya, seorang nenek/ibu rumah tangga berinisial S (60), yang menjadi klaster baru penularan Covid-19 di Desa Tanon.

Sayangnya, hasil tes usap (swab test) milik karyawan berinisial S (30) itu baru keluar Jumat (16/10/2020) atau sepekan dari swab test Jumat (9/10/2020) lalu. Hasil ini juga tidak keluar bersamaan dengan hasil tes usap warga lain, sehingga sempat menimbulkan keresahan.

Dari 10 warga kontak erat dengan Nenek S, hasil swab test 6 warga dinyatakan positif dan keluar pada Minggu (11/10/2020). Namun untuk empat warga lain, hasil baru keluar hari ini, Jumat (16/10/2020), dengan hasil tiga warga negatif dan satu warga, yakni S (30) positif Covid-19
“Iya kami juga banyak jadi sasaran keluhan warga. Kenapa hasil swab-nya nggak bisa dikeluarkan bersamaan. Dari 10 orang, yang 6 sudah keluar pada Minggu (11/10/2020) dan positif, yang 4 nggak keluar-keluar. Warga berpikirnya yang 4 itu negatif. Setelah kami konfirmasi, baru hari ini tadi, Jumat (16/10/2020 ) dari Puskesmas menyampaikan hasil 4 warga itu, ada 3 yang negatif dan 1 positif,” papar Kepala Desa (Kades) Tanon Luqman Hakim kepada inspirasiline.com, Jumat (16/10/2020).

Picu Keresahan
Luqman Hakim menjelaskan, pemberitahuan hasil swab test yang tidak bersamaan itu telah memicu keresahan warga. Kemudian satu dari empat warga yang hasil swab test-nya belakangan keluar dan ternyata hasilnya positif itu adalah karyawan pabrik.
Hasil swab test itu sebenarnya sangat dinanti untuk memberi kepastian kepada warga dan yang bersangkutan. Apalagi untuk buruh pabrik yang di-swab test, ada kebijakan diliburkan dulu sampai hasil keluar.

“Kalau kemudian hasilnya terlambat dan kemudian akhirnya positif, kan kasihan. Maka dari itu, kami sangat berharap hasil swab test bisa secepatnya keluar. Dan kalau ada satu kelompok, kalau bisa dikeluarkan bersamaan agar tidak memicu keresahan. Kalau memang itu sudah jadi standard operational procedure (SOP) medis, barangkali bisa menjadi pertimbangan. Karena kalau hasilnya telat dan tidak bersamaan, Satgas di desa yang jadi sasaran warga,” ujarnya.
Lebih Bersinergi
Luqman Hakim berharap, pihak Puskesmas atau Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) bisa lebih berkoordinasi dan bersinergi lagi terkait proses swab test dan pemberitahuan hasilnya. Hal ini semata-mata untuk menjaga kondusivitas warga secara umum serta psikologis warga bersangkutan, agar tidak dihantui keresahan.
Sementara, Satgas Covid-19 Desa Tanon Dawam menyampaikan, saat ini total ada 8 warga di desanya yang positif terpapar Covid-19. Semua berawal dari Nenek S, yang terpapar setelah sakit dan dirawat di RSUD dr Soeratno Gemolong.
Hasil swab test Nenek S, keluar pada 7 Oktober lalu, dengan hasil positif Covid-19. Setelah dilakukan tracing pada 8 Oktober, ada 10 warga tetangganya yang kontak erat dan 7 di antaranya positif, termasuk karyawan pabrik yang hasilnya baru keluar Jumat (16/10/2020) hari ini.
“Mbah S itu sebenarnya hanya ibu rumah tangga. Dia di RSUD dr Soeratno Gemolong sempat dua kali di-swab test dan hasilnya baru dinyatakan positif. Kemudian ada 10 tetangga yang di-swab test itu kontak erat dan sempat ikut jemaah di musala pribadi Mbah S,” tutur Dawam, yang juga menjabat Kasi Pelayanan Desa Tanon.
Dawam juga mengkritisi keluarnya hasil swab test yang tidak bersamaan. Hal itu memicu keresahan warga di lingkungan serta mereka yang di-swab test.
Dawam berharap, DKK atau Puskesmas bisa lebih profesional, yakni mempercepat hasil swab test dan mengeluarkannya secara serentak, terutama bagi warga yang dites usap bersamaan.
“Kalau terlalu lama, kasihan warga, karena menggantungkan kepastian. Kemudian kalau tidak berbarengan, nanti memicu keresahan,” ungkapnya.
3-4 Hari
Terpisah, Kepala DKK Sragen dr Hargiyanto mengatakan, hasil tes usap biasanya memang keluar antara 3-4 hari. Soal kenapa ada swab test di satu titik yang hasilnya tidak bisa keluar bersamaan, hal itu dimungkinkan karena keterbatasan kapasitas swab test, sehingga sebagian harus menunggu dulu.
“Karena yang kita kirim untuk swab test kan banyak, sementara kapasitas di sana itu terbatas, sehingga nggak bisa sekaligus. Misalnya kapasitas hanya 96 sampel, kita ngirimnya 150, otomatis sisanya harus nunggu dulu,” jelas dr Hargiyanto.
Terkait hasil tes usap yang sampai sepekan baru keluar, Hargiyanto menyebut, dimungkinkan ada sampel yang kurang jelas, sehingga perlu diulang lagi pengujiannya.
“Kalau ada yang sampai seminggu, mungkin memang ada yang perlu diulang. Karena sampel yang dikirim kan banyak,” tuturnya.***
generic amoxicillin online: amoxil best price – can you buy amoxicillin over the counter in canada
order amoxicillin no prescription