Penulis: Abiet Sabariang
TEGAL | inspirasiline.com
DINAS Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal kembali menggelar Festival Band Pelajar Se-Kota Tegal.
Diikuti pelajar SLTP dan SLTA, kegiatan bertujuan untuk mengembangkan bakat seni musik dan vokal di kalangan pelajar ini sepertinya kurang mendapat respons dari pihak sekolah.
Terbukti, agenda tahunan yang digelar selama dua hari, 7-8 November ini minim peserta. Hanya tujuh grup dari SLTP dan tiga dari SLTA yang turut berlaga di sini.
Boleh jadi, pandemi Covid-19 merupakan alasan tepat bagi sekolah untuk tidak mengirimkan band sekolah masing-masing.
Kepala Bidang Seni dan Budaya Disdikbud Kota Tegal Sri Hartati mengakui, Festival Band Pelajar kali ini minim peserta.
“Untuk mengumpulkan siswa dalam kondisi pandemi Covid-19 ini memang sangat susah, karena satu sama lain jarang ketemu. Di sisi lain kurang semangatnya guru-guru seni yang tidak mendapat dukungan dari kepala sekolah bersangkutan,” kata Sri Hartati.
Festival yang digelar di Gedung Taman Budaya Tegal (TBT) tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Kalau tahun lalu acara ini diselenggarakan di tempat terbuka dan setiap peserta bebas membawa suporter sebanyak-banyaknya. Tapi kali ini peserta tidak boleh membawa atau mengajak pendukungnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari sesuatu yang tidak diiiiginkan,” jelas Sri Hartati.
Tiap peserta hanya menampilkan satu lagu ciptaan Gombloh, Kebyar-kebyar.
Tiga juri, masing-masing Azis MB (gitar), Junedi (drum), dan Sigit (vokal) mengapresiasi dan mengagumi anak-anak sekarang dalam penguasaan aransemen musik dan kepiawaian mereka secara personal.
“Sayang kepandaian anak-anak kita dalam bermusik tidak didukung oleh para senior,” kata Junedi, musisi asal Kabupaten Tegal, Minggu (8/11/2020).
Kurang Jeli
Satu hal yang perlu dibenahi, menurutnya, pelatih kurang jeli dalam menyinkronkan antara pemain dan vokalis.
“Anak yang cocoknya di jazz, misalnya , jangan dipaksakan suruh ngerock, Ya keponthal-ponthal. Jadi harus bersinergi. Tapi secara keseluhan, para peserta sudah cukup bagus dan harus terus dibina,” ujar Juned, yang sehari-hari mengajar di SMA Negeri 3 Slawi.
Berdasar sejumlah kriteria penilaian, juri akhirnya menetapkan Juara I SMA Negeri 1 Kota Tegal, Juara II SMA Negeri 2 Kota Tegal, dan Juara III SMA Negeri 3 Kota Tegal. Masing-masing juara berhak atas trofi dan uang pembinaan.***