Penulis: Supriyani | Editor: Dwi NR
SUKOHARJO | inspirasiline.com
PEMBELAJARAN tatap muka (PTM) yang direncanakan awal tahun ajaran baru 2021-2022, dipastikan ditunda sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan, terkait penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyakarat (PPKM) Darurat Jawa-Bali.
“Saat ini pendidikan menjadi nomor dua. Yang nomor satu adalah kesehatan dan keselamatan, itu yang utama,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sukoharjo Darno kepada wartawan, Senin (5/7/2021).
Darno mengungkapkan, sebelumnya pihaknya sudah membuat edaran kepada orangtua /wali yang mayoritas mengizinkan putra-putrinya untuk PTM. Namun karena situasinya masih rawan, akhirnya orangtua tidak mengizinkan anaknya untuk ikut PTM.
Darno mejelaska, sesuai kalender pendidikan, tahun ajaran baru dimulai 12 Juli 2021. Namun karena situasi masih pandemi, kegiatan belajar-mengajar (KBM) masih dilaksanakan seperti tahun kemarin, yaitu melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring, untuk menghindari timbulnya klaster anak-anak.
“Usia anak-anak sangat rentan terpapar virus Corona varian baru. Kami tidak mau itu terjadi pada peserta didik kita. Padahal sebelumnya persiapan sarana-prasarana menuju KBM tatap muka sudah kami persiapkan, dan insyaAllah setiap sekolah pun sudah siap untuk itu. Namun apa boleh buat, sekarang justru penerapan PPKM Darurat. Ya sudah, KBM di tahun ajaran baru ini tetap berlangsung, namun dengan PJJ daring, untuk menjaga keamanan bersama,” ujarnya.
Seperti diketahui, tenaga pendidik dan karyawan di lingkungan Disdikbud Sukoharjo sudah banyak yang tepapar Covid-19, bahkan ada yang meninggal dunia.
Di tahun 2020, sebanyak 122 orang terpapar dengan kategori berbeda-beda, ada yang positif, OTG, bahkan ada yang kategori berat akhirnya meninggal dunia.
Menyikapi kondisi ini, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sukoharjo Peduli Covid-19, dengan memberikan bantuan sebesar masing-masing Rp 500.000 kepada mereka yang terpapar.
Tahun 2020 lalu, PGRI Sukoharjo menggelontorkan dana sebesar Rp 61 juta untuk membantu 122 orang. Sedangkan di 2021, hingga akhir Juni, mengeluarkan dana Rp 56 juta untuk membantu 112 orang yang terpapar Covid-19.***