Batik Dewi Purwo Temanggung Dipatenkan

INOVASI

Penulis: Budhy HP
Editor: Dwi NR

Motif Batik Dewi Purwo mengangkat potensi alam hayati seperti kembang kopi, buah durian, putri malu, dan daun rendeng. Sebuah visualisasi istimewa motif baru karya kelompok ibu-ibu perajin batik di Desa Purwosari, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung.
SEORANG perempuan di Desa Purwosari, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung tengah membatik motif Dewi Purwo. || KLIK gambar untuk menonton video EKSKLUSIF-nya.

MINAT masyarakat untuk mengembangkan batik terus meningkat. Di Desa Purwosari, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah telah lahir motif baru, yaitu Batik Dewi Purwo yang telah didaftarkan untuk kepemilikan hak cipta atas kekayaan intelektual tersebut.

“Motif Batik Dewi Purwo mengangkat potensi alam hayati seperti kembang kopi, buah durian, putri malu, dan daun rendeng,” kata Kades Purwosari Slamet Prabowo, Senin (14/9/2020).

Budaya Jawa memandang semua yang melekat pada diri, termasuk busana batik  yang mencerminkan kapasitas diri dan potensi lingkungannya. Penggunaan batik Dewi Purwo misalnya, merupakan salah satu bentuk komunikasi dan visualisasi  potensi alam Desa Purwosari, dengan motif batik berupa Rendeng (daun pegagan), putri malu, bunga kopi, dan motif durian.

Perajin batik di Desa Purwosari, Kecamatan Kranggan ini juga menggunakan pepohonan tertentu untuk diambil sebagai zat pewarna batiknya. Pewarna untuk motif Dewi Purwo ini juga sebagai visualisasi manfaat alam desa, yang memiliki banyak tanaman budidaya masyarakat, baik sebagai komoditas unggulan maupun tumpang sari.

Durian (buah) Purwosari misalnya, sudah dikenal masyarakat luas. Maka Batik Dewi Purwo mengangkatnya dalam kain batik, sehingga motif durian juga ikut mengangkat citra durian Purwosari.

Konsep batik sebagai lambang alam ini melestarikan budaya nenek moyang pada zaman kerajaan. Contohnya, motif Parang yang diminati keluarga Keraton Yogyakarta merupakan gambaran keindahan “Segara Kidul” atau Laut Jawa bagian Selatan.

Demikian pula motif Dewi Purwo dengan dedaunan dan bunga seperti pegagan dan kembang kopi, yang juga banyak diminati. Termasuk pula cengkih dan desain lembut dari tanaman putri malu. Kesemuanya melambangkan potensi alam desa.

Seragam Pemerintah Desa
Kepala Desa Purwosari Slamet Prabowo mengatakan, nama Dewi Purwo diambil dari nama kelompok ibu-ibu perajin batik. Ketika itu, 2017 diadakan pelatihan membatik kali pertama, dengan mengundang narasumber kompeten. Selama dua tahun perajin batik terus berkarya dan kini memiliki hak cipta atas karyanya, yaitu Dewi Purwo.

Setelah dipatenkan, maka untuk mengenalkan kepada masyarakat luas, Batik Dewi Purwo kini resmi dipakai untuk seragam kerja Pemerintah Desa Purwosari.

Pada berbagai event promosi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Batik Dewi Purwo dipajang. Salah satu kiat promosinya adalah dengan menjelaskan proses produksi serta memberikan edukasi bagaimana merawat batik yang baik, yaitu sehabis dicuci, cukup digantang dan diangin-anginkan saja, tidak perlu terkena sengatan matahari langsung. Kecuali itu, disarankan untuk merendam kain batik dengan air garam dan cuka, agar warna batik tetap cerah.***

SEJUMLAH ibu pejabat tengah mengamati Batik Dewi Purwo karya perajin Desa Purwosari, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung. || KLIK gambar untuk menonton video EKSKLUSIF-nya.
Bagikan ke:

1 thought on “Batik Dewi Purwo Temanggung Dipatenkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *