Penulis: Supriyani
Editor: Dwi NR
PJJ dengan menggunakan HT sangat bermanfaat. Selain harga dan biayanya lebih murah dibanding HP, juga lebih praktis. Bahkan, siswa pun jadi lebih fokus, karena tidak terpengaruh untuk bermain game.
SISTEM pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19, tidak sedikit menimbulkan kendala bagi siswa maupun orang tua/wali, utamanya dalam ketersediaan ponsel dan kuota internet.
Untuk menyiasati itu, SD Negeri Joho 4 Sukoharjo melakukan terobosan menggelar PJJ dengan menggunakan handy talky (HT), yang didukung Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Sukoharjo.

Kegiatan inovatif yang mengusung tema “RAPI Ikut Berpartisipasi Mencerdaskan Anak Bangsa saat Pandemi Covid-19” ini digelar di SDN Joho 4 Sukoharjo, Selasa (22/9/2020).
“PJJ dengan menggunakan HT sangat bermanfaat. Selain harga dan biayanya lebih murah dibanding handphone (HP), juga lebih praktis. Pasalnya, PJJ dengan menggunakan HT itu guru bisa langsung memberikan tugas daring kepada siswa, tanpa harus menunggu orang tua wali. Kalau daring menggunakan HP, terkadang harus rela menunggu orang tua wali longgar dulu, biasanya setelah mereka pulang kerja, sehingga guru mengalami kendala waktu,” kata Kepala SDN Joho 4 Sukoharjo Sularni.
Dalam uji coba ini, siswa Kelas VI SDN Joho 4 yang berjumlah 23 siswa dibagi dalam 5 kelompok. “Setelah uji coba ini berhasil, akan kami tindaklanjuti untuk kelas I-VI,” ujar Sularni.
Selain PJJ daring, SDN 4 Joho juga menerapkan luring, yaitu dengan cara siswa mengambil tugas ke sekolah secara bergiliran dari kelas I-VI dan saat mengembalikannya juga dengan bergiliran seminggu sekali, dengan selalu menerapkan protokol kesehatan: cek suhu tubuh dengan thermogun, memakai masker, hand sanitizer, dan cuci tangan pakai sabun.
“PJJ menggunakan HT, kami yakin akan lebih mudah, murah, dan tepat sasaran. Artinya, siswa tidak akan bisa membuka konten-konten yang mungkin belum saatnya dibuka seperti yang ada pada HP,” ungkapnya.
Tri Irmawati (31), orang tua Naila Afifah, siswa Kelas VI SDN 4 Joho mengatakan, PJJ menggunakan HT ini baru kali pertama diterapkan.
“Menurut saya cara ini lebih efektif. Artinya, kalau PJJ menggunakan HP anak bilangnya belajar tapi malah mainan, tapi kalau PJJ menggunakan HT, ya khusus PJJ saja, tidak bisa mainan,” ujar Tri Irmawati.
Sementara Sri Mulyadi, pengurus RAPI Jawa Tengah sekaligus Koordinator RAPI Se-Solo Raya mengatakan, pihaknya mengamati pembelajaran di masa pandemi ini dipandang perlu menggunakan HT. Pasalnya, cost atau biaya yang dikeluarkan lebih murah, penggunaannya juga praktis, dan sisi negatif anak tidak ada.
“Beda kalau menggunakan HP, cost-nya lebih mahal. Selain itu, sangat dimungkinkan anak tidak fokus dalam mengikuti daring dari bapak-ibu gurunya, karena mereka justru lebih banyak di permainan. Apalagi kalau daringnya dirasa kurang menarik, anak akan lebih suka membuka game-game yang ada di HP,” terangnya.
Sri Mulyadi menegaskan, RAPI siap membantu memfasilitasi HT, TIK, dan antenanya. “Masalah materi itu terserah guru. Sebelumnya pernah, kami membantu di SDN Kartasura 2 dan 4, kemudian di SDN Joho 4 ini. Sudah 15 HT yang kami bantukan. Semoga inisiatif RAPI ini bisa meringankan beban orang tua wali dalam mengikuti PJJ di masa pandemi seperti sekarang ini,” harapnya.***